“Mungkin Marco bukan buat lo, Mon. Ikhlasin aja,” katanya pelan Monic tersenyum getir, ia menggigit bibir sebagai usaha agar matanya tidak berair. Melepas cinta yang sudah berakar dan mencengkeram hatinya dengan kuat itu tidak mudah, tapi bagaimanapun caranya ia harus bisa. Affan meraih tubuh mungil adiknya, membawanya ke dalam pelukan. Monic merasa nyaman dalam pelukan itu. Berdua mereka …