Saya bangun siang. Tapi itu masih mending, masih jam sembilan, karena biasanya saya bangun jam dua belas siang. Saya memang pemalas, tapi untuk apa saya rajin kalau saya merasa diri sudah pandai. Samalah itu seperti halnya kamu, tidak perlu hemat lagi, karena kamu sudah kaya, sudah mendapatkan pangkalnya .... ("Sales Badminton") Buku ini jangan dibaca. - Jaya Suprana, Pakar Kelirumologi Sens…
“Milea, kamu cantik, tapi aku belum mencintaimu. Enggak tahu kalau sore.Tunggu aja.” (Dilan 1990) “Milea, jangan pernah bilang ke aku ada yang menyakitimu, nanti, besoknya, orang itu akan hilang.” (Dilan 1990) “Cinta sejati adalah kenyamanan, kepercayaan, dan dukungan. Kalau kamu tidak setuju, aku tidak peduli.” (Milea 1990)
Jika aku berkata bahwa aku mencintainya, maka itu adalah sebuah pernyataan yang sudah cukup lengkap."" -Milea ""Senakal-nakalnya anak geng motor, Lia, mereka shalat pada waktu ujian praktek Agama."" -Dilan
“Dilan memberi penggambaran lain dari sebuah penaklukan cinta & bagaimana indahnya cinta sederhana anak zaman dahulu.” @refaniris “Cuma satu yang kuinginkan, aku ingin cowok seperti Dilan.” @_SLovaFC “Dilan brengsek! Dia selalu tahu caranya menjadi pusat perhatian, bahkan ketika jadi buku, setiap serinya selalu ditunggu.” @Tedy_Pensil “Membaca Dilan itu seperti jatuh cinta lagi…
"Tapi Bu, kalau Ayah nikah lagi, pasti bukan karena nafsu," saya bilang begitu sambil makan kuaci (satu per satu). Itu komentar saya untuk mereka yang bilang poligami janganlah didasari oleh karena desakan nafsu. "Kalau Ayah memang karena apa?" "Ayah cuma mau tahu aja, anak Ayah seperti apa kalau sama perempuan lain." "Heh!? Eksperimen?"
Drunken Monster merupakan novel kumpulan cerita karya Pidi Baiq. Novel ini membawakan 28 judul dan menceritakan kehidupan Pidi Baiq yang konyol, kocak, dan nyeleneh. Lontaran komentar, pertanyaan atau pernyataan yang segar, mampu membuat senyum di sepanjang sore karena pilihan kalimat yang tidak terduga. Di antaranya cuplikan dialog antara Pidi dengan teman sekantornya yang dibahas secara seriu…
"Pokoknya, besok harus dibuang!" "Iya …." "Tidak ada alasan!” "Marmut, kan, nggak tahu kalau itu taman," kata saya membela diri. "Pemiliknya, kan, tahu," kata dia. "Allah memang Mahatahu." Saya langsung suka pada momen dialog yang membahas ketuhanan seperti ini. "Allah apa?" dia tanya. "Sang Maha Pemilik?" "Apa? Bukan Allah!" katanya. "Yang beli marmutnya.” "Oh …." "Yang beli …
Kenapa kamu harus baca buku "Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu”? “Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu” cocok buat kamu yang sulit untuk mengungkapkan dan mengekspresikan perasaanmu. Seperti kata Surayah, pada akhirnya, pernyataan cinta hanya persoalan keberanian untuk mengungkapkannya. "Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu” sangat cocok buat kamu yang ingin move on, tapi selalu gagal. Sebagaimana yang d…