Text
Lika Liku Luka
Kerja itu di mana pun sama, Nak,” katanya mengingatkan. “Di mana pun kamu kerja, akan selalu kamu temui orang-orang yang tidak menyukaimu.”
Aku terus menangis. Kenapa Ibu tidak mencoba memahamiku?
“Orang-orang di luar sana susah dapat kerja kamu malah mau resign. Nggak ingat, dulu susah sekali dapat kerja? Posisi kamu tuh, sudah bagus di sana. Gaji gede. Karier bagus. Sering ke luar negeri. Orang lain pasti rela bertukar tempat denganmu.”
Andai saja begitu, aku rela memberikan tempatku pada mereka.
Dengan begitu tingginya ekspektasi agar seseorang meraih kesuksesan, tak jarang tekanan itu pelan-pelan meremukkan pikiran dan mental. Pun dengan begitu mudahnya kini dalam memberikan komentar atas kehidupan orang lain, kita kadang tak menyadari betapa besar pengaruh kata-kata itu pada yang mendengarnya.
Dan di sinilah Melati dan Michael, dua orang yang bertemu saat luka keduanya masih terasa perih dan basah. Pada pertemuan yang tak disangka ini, mereka punya pilihan: saling menyembuhkan, atau menambah luka baru.
Tidak tersedia versi lain