Text
Epilog Rasa
Dear Diary…
Aku tidak berharap apa pun yang bukan milikku.
Aku tidak berharap hidup sempurna di dunia ini.
Aku hanya berharap aku tau tujuan hidupku.
“Ketika hati dirundung benci,
akan apa yang tidak disukainya
Apakah mampu diri ini mencinta?”
“Ketika esok dipertanyakan,
apa yang akan terjadi,
Apakah bisa diri ini menghadapinya?”
“Ketika batin sudah mulai terkunci,
akan rasa syukur yang mulai terpanjat,
apakah sanggup kata taubat membuka segalanya?”
“Hidup ini indah, ucap seseorang yang berbahagia
Hidup ini penuh warna, ucap seorang pelukis hebat
Tapi, hidup ini misteri, ucapku kini.”
“Bumi ini terus berputar. Air di bumi ini terus mengalir.
Udara tetap akan memberi napas, selama Dia mengizinkannya.”
Hatiku bergejolak, bergelombang-gelombang tanda tanya memenuhi pikiranku. Akan menjadi apa aku kelak?
Semakin lama kepala ini semakin pusing. Apa yang ada di dalamnya seperti ingin segera meledak. Aku merasa saat ini aku mengidap suatu penyakit.
Aku menunggu sesuatu yang akan menjawab segala pertanyaan yang menumpuk di dalam diri ini. Entah kapan tibanya. Untuk sementara ini, biar ku lupakan semuanya dengan menjalani hariku bersama beberapa teman, sahabat, keluarga, dan… mungkin cinta.
Tidak tersedia versi lain