Text
Pendidikan Karakter Berbasis Kultur Sekolah
Pendidikan karakter berbasis kultur sekolah jarang mendapat perhatian. Yang sering dibahas adalah pendidikan karakter berbasis kelas. Bahan diskusi dan pembicaraan tentang pendidikan karakter yang sering muncul misalnya perlu tidaknya mata pelajaran baru, seperti pendidikan moral, pendidikan budi pekerti, atau pendidikan karakter; pengertian pendidikan karakter terintegrasi dalam kurikulum; cara membuat Rencana Program Pengajaran (RPP) berkarakter dan menerapkannya; serta sistem evaluasi yang cocok untuk menilai perkembangan karakter peserta didik. Publik umumnya memahami praksis pendidikan karakter hanya dalam konteks kelas. Padahal, proses pemelajaran di dalam kelas, serta bagaimana gairah belajar peserta didik muncul sering kali terjadi karena ada factor lingkungan yang membentuk budaya maupun sistem dalam organisasi dan tata kelola sekolah. Kualitas pembentukan karakter peserta didik di sekolah tidak semata-mata tergantung dari kualitas pembuatan Rencana Pelaksanaan Pemelajaran (RPP) dan perangkat teknis lainnya. Lebih dari itu, pendidikan karakter sering kali sangat tergantung efektivitasnya dari kualitas kultur yang melingkupi sebuah lembaga pendidikan. Kultur terbentuk dari norma, peraturan sekolah, regulasi pendidikan, dan pembiasaan yang terbentuk dalam lingkungan sekolah. Keempat hal ini harus hadir dalam sebuah interaksi antarpelaku pendidikan secara harmonis. Pendidikan karakter berbasis kultur sekolah akan sulit tercapai bila terjadi disharmoni dari empat hal ini. Dalam konteks inilah mengembangkan pendidikan karakter berbasis kultur sekolah menjadi sangat mendesak.
Tidak tersedia versi lain